Tuesday, June 7, 2016

Metoda Analisa Penyimpanga di LPSE


Terbukanya sistem lelang/seleksi secara elektronik, memudahkan masyarakat untuk memantau proyek-proyek pembangunan, tidak hanya pada saat implementasi proyek yang kasat mata, bahkan sejak perencanaan siapa yang akan melaksanakan proyek tersebut. Ini adalah peluang untuk masyarakat untuk mengoptimalkan kinerja pemantauan melalui pemantauan database LPSE di kota/kabupaten domisilinya.
Namun demikian, database LPSE masih general dan jumlah datanya sangat banyak dan akan terus bertambah lagi terutama karena undang-undang mengamanatkan bahwa per 1 January 2012 dan 2013 semua proyek pemerintah harus melalui pelayanan lelang secara elektronik. Dilain pihak, kapasitas masyarakat untuk memantau sangat terbatas baik dari segi waktu, keahlian, dan pendanaan.
Untuk itu dibutuhkan tools yang disebut Potential Risk Analisys Methode (PRA) yang dapat memudahkan proses pemantauan database LPSE. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah decision matrix. Metode ini dapat membantu menentukan proyek mana yang terindikasi diselewengkan. Matrix ini memberikan short list proyek mana yang harus diprioritaskan untuk diinvestigasi lebih lanjut untuk dinilai akuntabilitasnya.
Berikut panduan untuk menggunakan metode ini dalam proses monitoring e-procurement.

  1. Menentukan ambang nilai pekerjaan / proyek dan score setiap kriteria proyek
Kriteria
Nilai
Asumsi Score
Nilai kontrak tinggi (NKT)
> 200 Jt = 1
201-500 Jt = 2
501 Jt - 1 M = 3
1,01 M - 5 M = 4
> 5 M = 5
5
Jumlah peserta tender yang memberi penawaran (P)
< 3 = 5
3 = 4
4 = 3
5 = 2
> 5 = 1
5
Kontrak : HPS (Saving) (S)
> 95,01% = 5
90,01% – 95 % = 4
85,01% - 90% = 3
80,01% – 85% = 2
< 80% = 1
5
Waktu pekerjaan Konstruksi (Q)
Q1 = 0
Q2 = 0
Q3 = 0
Q4 = 1
5
Pemenang berulang
W = winner
W = 2x  1
W = 3x  2
W = 4x  3
W = 5x  4
5

  1. Menyusun tabel database proyek e-procurement
  1. Membuat tabel dalam spread sheet dengan kolom sebagai berikut:
    • Nama Pekerjaan
    • SKPD
    • Waktu Awal Lelang
    • Waktu Akhir Lelang
    • HPS
    • Nilai Kontrak
    • Perusahaan Pemenang Lelang
    • Jumlah Peserta Lelang
    • Jenis Pekerjaan
    • Waktu Pekerjaan
    • Score NKT
    • Score P
    • Score S
    • Score Q
    • Total Score
  1. Memindahkan data proyek yang telah selesai lelang dalam website LPSE daerah yang akan dimonitor ke dalam tabel database. Untuk ilustrasi panduan ini digunakan contoh LPSE Kota Madiun.
  1. Menilai Kriteria
Lakukan secara manual penilaian kriteria menggunakan rumus atau formula sebagai berikut:
Kriteria
Nilai
Score
Formula
Nilai kontrak tinggi (NKT)
> 200 Jt = 1
201-500 Jt = 2
501 Jt - 1 M = 3
1,01 M - 5 M = 4
> 5 M = 5
Nilai kontrak tinggi (NKT)
=IF(I5<300000000,1,IF(I5<500000000,2,IF(I5<700000000,3,IF(I5<1000000000,4,IF(I5<2000000000,5)))))
Jumlah peserta tender yang memberi penawaran (P)
< 3 = 5
3 = 4
4 = 3
5 = 2
> 5 = 1
Jumlah peserta tender yang memberi penawaran (P)
=IF(P5>4,10,IF(P5>=4,9,IF(P5>20,8,IF(P5>30,7))))
Kontrak : HPS (Saving) (S)
> 95,01% = 5
90,01% – 95 % = 4
85,01% - 90% = 3
80,01% – 85% = 2
< 80% = 1
Kontrak : HPS (Saving) (S)
=IF(E5=4,4,IF(E5=3,3,IF(E5=2,2,IF(E5=1,1))))
Waktu pekerjaan Konstruksi (Q)
Q1 = 0
Q2 = 0
Q3 = 0
Q4 = 1
Waktu pekerjaan Konstruksi (Q)
=IF(L5<1,0,IF(L5<50000000,1,IF(L5<100000000,2,IF(L5<200000000,3,IF(L5<300000000,4)))))
Pemenang berulang
W = winner
W = 2x  1
W = 3x  2
W = 4x  3
W = 5x  4
Pemenang berulang
W = winner
  • cek manual terlebih dahulu frekuensi kemenangan
  • =IF(R5=1,0,IF(R5>1,1,IF(R5>2,2)))

  1. Menghitung score
Nilai score setiap kriteria didapat dari mengkalikan nilai kriteria dengan nilai score tetap.
Total score didapat dari penjumlahan score setiap criteria (SC1+SC2+SC3+SC4+SC5+SC6)

  1. Menentukan shortlist proyek
ranking = klik ascending toolbar
nilai yang paling tinggi adalah yang paling prioritas untuk diinvestigasi

No comments:

Post a Comment